10.05.2012

Trinity's Talkshow, Backpaker Dunia


Baru tadi malam saya datang ke sebuah acara menarik di sebuah cafe di Jogja. Bersama dengan seorang sahabatku, Septia Rani, saya menyimak sebuah cerita pengalaman luar biasa. Saya bilang luar biasa karna memang cerita ini tidak sering terjadi. Seorang perempuan bercerita tentang pengalamannya ber-solo-backpaking yang sudah pernah melewati sekitar 46 negara di dunia. Wow.

Trinity namanya. Bukan nama asli, tapi nama samaran. Sama sekali Mba Trinity tidak bersedia memberi tahu nama aslinya ke publik. Soal umur, soal berat badan juga. Dalam rangka meluncurkan buku "The Naked Traveller" yang ke empat-nya, dia menyapa the readers yang ada di Jogja, setelah sebelumnya dia pun mengadakan acara talk-show yang sama di beberapa kota. Alhamdulillah sekali saya bisa ikut di acara tersebut. Saya bisa mendengarkan pengalaman yang luar biasa dari seorang wanita yang telah berkeliling dunia. Saya sendiri baru pernah membaca buku karangannya yang seri pertama.

Soal backpaking di negara sendiri hanya dua wilayah saja yang belum dia kunjungi dari seluruh provinsi di Indonesia. Raja Ampat di Papua, yang merupakan salah satu tempat wisata impian Indonesia yang ingin dikunjungi banyak orang pun telah ia tapaki. Menurutnya, dari sekian banyak negara yang pernah dikunjungi, Indonesia adalah negara yang paling banyak tantangannya untuk backpaking. Dan kalau bicara soal lingkup dunia ternyata dia belum puas hanya dengan 46 negara saja. Maka dengan detailnya pun dia sampaikan kepada penonton semalam bahwa selepas dari Jogja ini dia akan segera menjalankan planning besarnya di tahun ini, yaitu akan melanjutkan misinya untuk keliling dunia selama setahun kedepan untuk menapaki negara-negara di dunia yang belum pernah ia kunjungi, dengan passport Indonesia. Bermula dari negara Rusia yang kemudian ingin diteruskan ke negara-negara Eropa dan Amerika. Wow, ini tentu saja membuat sebagian orang yang mendengarkan merasa iri.

Tentu saja saya tidak melewatkan kesempatan ini untuk bertanya banyak hal soal pengalaman-pengalaman dia. Pada intinya, solo backpaking tentu saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit, apalagi kalau itu sudah masuk dalam perjalanan antar negara. Namun Mba Trinity ini memang ahli kalau soal backpaking. Awalnya memang dia membiayai semua perjalanannya dengan uang sendiri. Tapi dengan jiwa kreatifnya dan bakatnya dalam menulis dia bisa mendapatkan modal perjalanan dari hasil menulisnya. Apalagi ternyata hasil penjualan bukunya di pasaran laris manis. Hmm...ini dia yang mungkin perlu ditiru bagi para backpaker sejati.



Nur Alfi Ekowati
[05-10-2012]

0 komentar:

Posting Komentar